Batik Sukowati
BATIK SUKOWATI BAGUS DAN BERKUALITAS
Batik Tulis
- Jenis : Batik Tulis
- Bahan : Katun Primis
- Harga : Rp. 450.000,-
- Jenis : Batik Tulis
- Bahan : Katun Primis
- Harga : Rp. 180.000,-
- Jenis : Batik Tulis
- Bahan : Katun Primis
- Harga : Rp.600.000,-
- Jenis : Batik Tulis
- Bahan : Katun Primis
- Harga : Rp. 265.000,-
- Jenis : Batik Tulis
- Bahan : Katun Primis
- Harga : Rp. 100.000,-
Batik Cap
Batik di Indonesia memang selalu mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada awalnya hanya terdapat batik tulis yang dikerjakan oleh para pengrajin wanita menggunakan canting. Sekitar pertengahan abad ke-19, “canting cap” (biasanya disebut hanya“cap” saja) mulai dikembangkan.
Canting cap merupakan sebuah alat berbentuk semacam stempel besar yang telah digambar pola batik. Pada umumnya pola pada canting cap ini dibentuk dari bahan dasar tembaga, tetapi ada pula yang dikombinasikan dengan besi. Dari jenis produksi batik cap ini, pembatik bisa menghemat tenaga, dan tak perlu menggambar pola atau desain di atas kain.
Batik cap juga mengalami pekembangan, dengan dikenalnya cap kayu. Cap yang terbuat dari kayu ini lebih ekonomis dan lebih mudah pembuatannnya. Pola pada kayu diukir dan dibentuk seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga. Batik menggunakan cap kayu ini dapat dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak menghantarkan panas sebaik tembaga sehingga malam (lilin) yang menempel pada kayu lebih tipis, dan hasil pengecapannya yang terbentukpun memiliki kekhasan tersendiri, biasanya terdapat sedikit warna yang meresap pada batik karena lilin yang menempel terlalu tipis, sehingga terlihat gradasi warna pada pola antara pinggir motif dan tengahnya.
Jenis-Jenis Batik
Menurut teknik
- Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
- Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
- Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Menurut asal pembuatan
- Batik Jawa
- batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.
Batik Indonesia
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik"
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009
Tamasya Yuk ke Galeri Batik Sukowati & Sentra Batik Sragen
TIDAK hanya Kota Surakarta yang mencoba membatik dunia. Sragen pun punya kekayaan tak ternilai ini. Dengan batiknya, Sragen berupaya melukis Nusantara.Seperti apa batik Sragen yang dikenal dengan sebutan Batik Sukowati. Berikut liputan wartawan Koran JITU Totok Jimboeng bersama reporter magang Nonik Retnowati. Lokasi Galeri Batik Sukowati sangat mudah ditemukan. Berada tak jauh dari Komplek Perkantoran Kabupaten Sragen, hanya 50 meter. Alamat tepatnya ada di Jalan Raya Sukowati 300. Untuk mencapai tempat itu dari Kota Surakarta, butuh waktu tak lebih dari satu jam. Sejak lama, masyarakat Sragen merupakan pembelajar batik Surakarta yang pertama. Dengan kreativitas masyarakat ini, Sragen mampu membuat batik dengan ciri khas tersendiri.
Kebanyakan perajin batik berada di daerah sekitar Kecamatan Masaran. Pemkab Sragen menyediakan tempat khusus untuk melestarikan budaya asli Sragen. Produksinya dibuat di Sentra Bisnis Batik Sragen.
Sedangkan hasil produknya digelar di Galeri Batik Sukowati. Nama Sukowati diberikan oleh Bupati Sragen Untung Wiyono karena Sragen identik de ngan nama Sukowati.
Kebanyakan perajin batik berada di daerah sekitar Kecamatan Masaran. Pemkab Sragen menyediakan tempat khusus untuk melestarikan budaya asli Sragen. Produksinya dibuat di Sentra Bisnis Batik Sragen.
Sedangkan hasil produknya digelar di Galeri Batik Sukowati. Nama Sukowati diberikan oleh Bupati Sragen Untung Wiyono karena Sragen identik de ngan nama Sukowati.
Galeri Batik Sukowati menyediakan berbagai macam batik. Batik cap, printing maupun batik tulis dengan aneka motif dan warna. Baik dari tenun tradisional yang mengandalkan tangan manusia maupun tenun mesin. Bisa dipakai pria maupun wanita dan anakanak. Produk yang dijual juga ada beberapa jenis. Seperti sarimbit, sarung, blus, pasmina, syal, kerudung, t-shirt, baju anak, tas, dompet, sandal serta aksesoris.
Ada juga miniatur mobilmobilan dari kayu dan tokek dari kayu. Harga yang ditawarkan variatif, Rp 25 ribu sampai Rp 5 juta. Batik yang har ganya mahal terbuat dari kain sutra yang dipintal dan ditenun secara tradisional. Cara membatiknya juga tradisional. Yakni dengan batik tulis atau canting. Namun, kebanyakan pengunjung lebih memilih batik yang harganya antara Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu. Batik Sukowati memiliki perajin yang menyebar. Sebab, di galeri tidak memungkinkan memproduksi batik tersebut. Ada tiga wilayah produksi Batik Sukowati. Di Kliwonan, Pilang dan Plupuh, Sragen. Sebanyak tujuh macam batik diproduksi di Kliwonan. Yaitu Batik Brotoseno, Dewi Arum, Sadewa, Melati, Tomy, Purnama, Puntodewo, Rama Mukti dan Batik Windasari. Daerah Pilang ada 14, antara lain Batik Abimanyu, Brotojoyo, Canting Emas, Putri Lestari, Pranoto.
Sedangkan di Plupuh memproduksi Batik Widya Kusuma, Sekar Jagad dan Batik Lestari. Perajin ini hanya memroduksi saja.
Desain dan ide pembuatan berasal dari manajemen Batik Sukowati. Pemasaran produknya tidak hanya di daerah Sragen saja. Ada yang sampai Jogja, Bali dan Maluku. Khusus Maluku biasanya hanya bersifat pesanan seragam sekolah.
Batik Sukowati juga sering mengikuti pameran di luar negeri. Misalnya di China, Korea, Si ngapura dan Turki. Baru-baru ini mengikuti pameran di Myanmar.
Galeri ini biasanya ramai saat Jumat hingga Minggu, atau di saat ada tamu peme rintah yang berkunjung ke Sragen. Menurut Manajer Batik Sukowati Haryanti, setiap kali ada tamu dari luar maupun dalam Kota Sragen, Untung Wiyono selalu menyempatkan membawa tamunya ke Galeri Batik Sukowati untuk mengenalkan batik asli masyarakat sekitar.
Banyak petinggi negara yang sering datang. “Tidak hanya itu. Ada juga artis, misalnya pembawa acara Bukan Empat Mata di Trans7, Tukul Arwana. Lalu, Putri Indonesia Nadine Chandrawinata.
Artis lawas seperti Rima Melati dan Mediana Hutomo juga pernah ke sini,” imbuh Haryanti.
Artis lawas seperti Rima Melati dan Mediana Hutomo juga pernah ke sini,” imbuh Haryanti.
Komentar
Posting Komentar